KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karna rahmat dan
hidayahNya, penyusunan makalah ini bisa diselesaikan. Untaian sholawat dan
salampun tidak lupa dituturkan tertuju kepada junjungan kita, Baginda Nabi
Muhammad SAW.
Sebelum penyusunan karya ini, penulis ingin menyampaikan 4
hal, yaitu:
1.
Permohonan terimakasih kepada seluruh pihak yang terkait
dalam penyusunan karya ini, diantaranya : teman, pembimbing dan lain-lain.
Tanpa partisipasi dari mereka, maka penyusunan karya ini tidaklah mungkin bisa
disajikan secara optimal.
2.
Permohonan maaf jika terdapat
kesalahan yang kurang berkenan di hati pembaca, karena hal itu semata hanya
karena kebodohan penulis yang masih dalam taraf pembelajaran.
3.
Permohonan kritik yang konstruktif, karena penulis yakin,
dalam penyajian makalah ini, masih jauh dari kesempurnaan.
4.
Penulis berharap, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua.
Semoga Allah Yang Maha Kuasa
senantiasa meridoi setiap perjuangan kita.
Penulis
Kelompok
4
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR ……………………………………………………….. ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………. iii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………… 1
1.1.
Latar
Belakang Masalah …………………..………… 1
1.2.
Rumusan
Masalah ……………………….………… 2
1.3.
Tujuan …………………………………….…………… 2
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………….. 3
2.1.
Menyimak
dalam kehidupan dan kurikulum ………… 3
2.2.
Petunjuk,
keterangan, pengumuman ……………… 5
2.3.
Percakapan
dan diskusi ……………………………… 6
2.4.
Laporan …………………………………………….. 7
2.5.
Radio,
televise, rekaman dan telepon ………………… 8
2.6.
Aneka
alasan menyimak ……………………………… 9
BAB III PENUTUP ………………………………………………………… 10
3.1. Kesimpulan …………………………………………… 10
3.2. Saran …………………………………………………… 11
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………... 12
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Kegiatan membaca dan menyimak adalah
dua kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan manusia khususnya dalam
kehidupan manusia berpendidikan. Dalam kenyataannya, manusia dituntut untuk
bisa memahami segala sesuatu yang berkaitan dengannya secara reseptif dan atentif
supaya dia dapat bertindak dengan proporsional sesuai dengan situasi dan
kondisi. Inilah indikasi ketercapaian dari membaca dan menyimak.
Hasil kajian pustaka, kami
menyimpulkan bahwa antara menyimak dan membaca adalah dua hal yang saling
berhubungan. Seperti pada bidang pendidikan, keterampilan menyimak merupakan egati yang penting bagi keberhasilan seseorang
dalam belajar membaca secara efektif.
Namun sesuai dengan mata kuliah
kami, maka kajian kali ini akan difokuskan pada keterampilan menyimak, bukan
pada keterampilan membaca.
Semakin lama, perhatian pada
pengajaran menyimak sebagai salah satu sarana penting dalam penerimaan
komunikasi semakin berkembang. Hal ini dapat dilihat pada sejumlah egativee
bahwa kepentingan dan kegunaan kegiatan menyimak sungguh diperlukan dalam
sagala aspek.
Pendidikan adalah salah satu aspek
tersebut. egative hal egative yang kian tidak diinginkan, jika peserta didik
tidak mampu menguasai keterampilan menyimak. Peluang ketercapaian kompetensi
dasar pun akan semakin sulit, dan akhirnya peserta didik akan akan mengalami
regresi prestasi. Menyikapi tuntutan tersebut, peserta didik diharapkan mampu
menyerap informasi dari berbagai aktifitas-aktifitas yang melibatkan kagiatan
menyimak.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang
telah dikumukakan diatas, maka masalah yang akan kami bahas adalah kedudukan
menyimak dalam kurikulum sekolah dan beberapa situasi atau aktifitas yang ikut
melibatkan kegiatan menyimak, baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah.
Adapun situasi atau aktifitas yang
ikut melibatkan kegiatan menyimak tersebut adalah:
1.
Petunjuk,
keterangan, pengumuman;
2.
Percakapan
dan diskusi;
3.
Laporan;
4.
Radio,
televise, rekaman dan telepon;
5.
Aneka
alasan menyimak.
1.3. Tujuan
Makalah
ini disusun berdasarkan sumber-sumber yang jelas dan akurat, selain untuk
memenuhi nilai tugas dari Ibu Hatari Mayrita, M.Pd., selaku Dosen Mata Kuliah “Menyimak sebagai suatu Keterampilan
Berbahasa” juga dengan tujuan untuk menanamkan pengetahuan tentang
keterampilan menyimak dan beberapa aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari baik
di dalam sekolah ataupun di luar sekolah lewat media tekstual sebagai bentuk
upaya untuk meningkatkan efektifitas dan responsibilitas, khususnya pada
peserta didik dan manusia pada umumnya.
BAB II
PEMBAHASAN
ANEKA
SITUASI PELIBAT MENYIMAK
2.1. Menyimak dalam Kehidupan dan
Kurikulum
Diakui atau tidak, kegiatan menyimak
adalah suatu kegiatan yang sangat penting dalam segala aspek, baik itu dalam
kurikulum sekolah atau bahkan pada kehidupan sehari-hari.
Kalau dalam tata kurikulum sekolah,
hal ini cukup jelas bahwa menyimak adalah kebutuhan primer yang tidak bisa
dinegoisasi. Misalnya peserta didik yang dituntut untuk bisa memecahkan masalah
setelah penyampaian materi dari gurunya. Untuk itu, siswa membutuhkan pemahaman
yaitu dengan kegiatan menyimak atau membaca.
Sedangkan dalam kehidupan
sehari-hari, menyimak juga merupakan hal penting. Modernisasi menuntut
seseorang untuk senantiasa sigap atau akselerasi dalam bertindak atas informasi
yang diterimanya supaya mereka bisa bertahan hidup di tengah jaman yang semakin
membabi buta ini. Tentu dalam menerima informasi tersebut seseorang membutuhkan
pemahaman yaitu dengan menyimak atau membaca.
Penelitian
mengenai menyimak dalam kehidupan atau dalam kurikulum sekolah dapat dikatakan
masih sangat langka. Baru pada tahun 1929, Paul T. Rankin dari Detroit Public
Shcools, menyelesaikan sebuah survey mengenai penggunaan waktu dalam keempat
keterampilan berbahasa. Beliau menelaah komunikasi-komunikasi pribadi 68 orang
dari berbagai pekerjaan dan jabatan
untuk menentukan presentasi waktu yang mereka pergunakan untuk berbicara, membaca, menulis dan menyimak. Selama kira-kira dua bulan
ke-68 orang tersebut diawasi dan diteliti dalam bidang kegiatan-kegiatan tadi setiap
15 menit dari hari-hari jaga, hari-hari bangun mereka.
Menulis 9 %
Membaca 16%
Berbicara 30%
Menyimak 45%
Dalam kenyataan praktek, survey
menyatakan bahwa pada umumnya kita menggunakan waktu untuk menyimak hampir tiga
kali sebanyak waktu untuk membaca (sarat penting lannya untuk menerima
informasi), tetapi anehnya sedikit sekali perhatian diberikan untuk melatih
orang menyimak. Pada sekolah-sekolah di Detroit, Rankin menemukan bahwa dalam
penekanan pengajaran di kelas:
Membaca memperoleh
52%, sedangkan
Menyimak hanya 8% (Salisbury, 1955 :229).
Bersama rekannya yaitu Prof. Roberto
Carlsen dari University of Colorado – Prof. Brown pada tahun 1951 menyelesaikan
suatu tes tentang pemahaman menyimak yang akan dipergunakan di seluruh Amerika
Serikat. Pada musim gugur tahun itu semua mahasiswa baru yang memasuki
University of Minnesota akan mengikuti tes itu untuk menentuka kebutuhan apa
yang diperlukan dalam pengajaran keterampilan menyimak. Sebelum merencanakan
tes keterampilan menyimak itu, Prof. Brown harus terlebih dahulu mengetahui
kesalahan-kesalahan yang yang dibuat oleh penyimak jelak (poor listeners).
Beliau memberikan serangkaian kuliah percobaan kepada para mahasiswa dan
kemudian membuat ujian tulis untuk memeriksa tingkat atau taraf pemahaman
mereka. Maka ditemuilah bahwa yang tergolong penyimak jelek (poor listeners)
adalah:
a. Mereka
yang terlalu banyak mencatat secara terperinci.
b. Mereka yang tidak sanggup mengatasi gangguan-gangguan (noise).
c. Mereka yang berjiwa argumentatif.
4
d. Mereka yang berpura-pura menarik perhatian.
e. Mereka yang kurang menaruh perhatian pada materi yang
dibicarakan sang Dosen itu.
2.2. Petunjuk, Keterangan dan Pengumuman
Dari keterangan diatas, dapat
disimpulkan bahwa kegiatan menyimak memang sangat penting, namun kurang adanya
penekanan dalam mempelajarinya dan selanjutnya melatihnya secara intensif (Paul
T. Rankin). Padahal kita tau manfaat yang dapat diperoleh siswa jika mereka
menguasai atau setidaknya terbiasa melakukan kegiatan memahami melalui
menyimak.
Beberapa contoh hal yang seharusnya
dipahami dengan menyimak adalah “petunjuk,
keterangan dan pengumuman”. Contoh kasusnya adalah sebagai berikut:
a.
Setelah
diperiksa, seorang pasien menyimak
dengan seksama petunjuk dari dokter.
b.
Dengan
antusias, para mahasiswa Progam Study Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2010
menyimak keterangan dari Bapak Drs. I
Wayan Letreng, M.Pd. tentang Mata kuliah “Menyimak”.
c.
Ujian
Nasional telah usai, kini tiba saatnya para siswa yang didampingi orang tuanya menyimak pengumuman kelulusannya.
Dari sini disimpulkan bahwa untuk
mengahadapi tantangan pemahaman yang semakin meningkat, ketrampilan menyimak
pun seharusnya juga meningkat sejalan dengan bertambahnya kedewasaan.
Salah seorang anggota kelompok kami
member pendapat bahwa “menyimak bukanlah ilmu yang harus dipelajari secara
teoritis, namun lebih cenderung kepada keterampilan yang harus dilatih secara
berkesinambungan dan tidak akan bisa dikuasai sak gledakan (seketika)”. Mengamati hal ini,
kegiatan menyimak akan berhasil
dikuasai jika guru terus menerus membantu mereka dalam memperoleh
ketrampilan-ketrampilan tersebut, seperti memperhatikan urutan ide-ide beserta
hubungannya antara satu dengan yang lainnya, pernyataan-pernyataan yang
bertentangan atau tidak menunjang dan prasangka-prasangka.
Kaitannya dengan menyimak
pengumuman, untuk anak yang jenjangnya semakin tinggi seharusnya memikul dan
menerima tanggung jawab yang lebih berat pula, yakni untuk membuat
keterangan-keterangan identik yang jelas dan eksplisit dalam memberikan
petunjuk kepada teman-teman sekelasnya. Di samping itu juga, mereka hendaknya
belajar bagaimana caranya menimbulkan perhatian yang baik dan komprehensif di
pihak penyimak atau teman-temannya (Dawson [et all], 1963 : 155).
Demikianlah telah kita perbincangkan
tiga jenis situasi atau aktivitas yang melibatkan keterampilan menyimak secara
atentif. Berhasil atau tidaknya, dipahami atau tidaknya petunjuk, keterangan
atau pengumuman yang disampaikan, sangat bergantung pada taraf penyimakan para
penyimak, bergantung pada perhatian yang mereka berikan: penuh perhatian atau
hanya sekilas saja, atentif atau sekedar reseptif saja, tentu saja tidak bisa
diabaikan kesederhanaan, ketepatan, kepadatan, kemudahan serta keterpahaman
bahan yang disajikan secara lisan itu.
2.3. Percakapan dan Diskusi
Percakapan atau konversasi merupakan
aktifitas yang paling umum di antara tipe-tipe
komunikasi lisan dan oleh karena itu jelas menuntut banyak kegiatan
menyimak. Akan tetapi, oleh karena biasanya kelompok- kelompok konversasi ini
kecil dan minat-minat pun langsung bersifat
pribadi atau perseorangan, maka kegiatan menyimak timbul dengan mudah,
tanpa paksaan. Namun demikian,
sekolah perlu mengadakan serta
mempersiapkan bimbingan, sebab jangan kita lupakan bahwa kebanyakan anak-anak
memperlukan bantuan dalam menanti giliran mereka dan memperlihatkan kesopan
santunan sebaik mereka menyimak serta
menanggapi ucapan-ucapan rekan-rekan mereka.
Dalam berbicara, mereka perlu diajar untuk membantu para penyimak mereka
sendiri dengan cara memilih suatu topic
pembicaraan yang menarik bagi para rekan mereka, merasa bertanggung jawab penuh untuk turut mengambil bagian dan
menarik serta ke dalamnya seorang pendatang baru atau anak yang sangat pemalu,
menghindari dari atau mengubah suatu subyek terlalu bersifat pribadi ataupun
yang dapat memalukan seorang anggota kelompok itu.
2.4. Laporan
Bagi anak-anak yang menduduki
kelas-kelas yang lebih tinggi, laporan merupakan suatu tugas dan
tanggung jawab penting. Bahkan anak taman kanak-kanak pun dapat melaporkab
pengalaman-pengalaman pertamanya, seperti tamasya di hari Minggu ataupun
mengenai anak kucingnya yang baru lahir, kedatangan pamannya dari dari kampong
membawa anyak buah-buahan. Selama penyajian suatu laporan, para penyimak
haruslah mengikuti rencana organisasi sang pembicara, pilihan serta urutan
ide-idenya, harus berusaha menyaring informasi yang melengkapi informasi yang
telah ada dalam fikiran dan harus dapat mengevaluasi keotentikan atau kebenaran
hal-hal yang dikatakan oleh sang pelopor. Laporan-laporan memang diperlukan
bila kelompok-kelompok kecil ikut serta bekerja dalam panitia yang ada hubungannya dengan suatu
kegiatan kelas; bila seorang individu mengamati atau membaca untuk mempelajari jawaban bagi suatu
pertanyaan yang timbul dalam suatu kegiatan belajar, atau bila dia mengadakan
suatu percobaan.
Dari masa taman kanak-kanak sampai kelas-kelas yang
lebih tinggi, banyak sekali kesempatan timbul bila seorang anak menyimak cerita,
baik cerita yang dituturkan kepadanya
ataupun yang dibacanya dengan suara yang nyaring.
Sang guru atau teman-teman sekelas
dapat membacakannya dari buku-buku, mereka dapat menceritakan kisah-kisah,
ataupun menceritakan serta menghubungkan dongeng-dongeng berdasarkan pengaaman pribadi. Mereka pun dapat pula
bersama-sama menulis kreatif, memberi response dengan sepenuh hati, mengikuti pengembangan alur
atau isi cerita, membayangkan atau mengimajinasikan gerak lakon yang disorot,
yang dipotret dan menafsirkan
perasaan-perasaan serta motifasi-motivasi para tokoh cerita (Dawson [et
all], 1963 : 157-7).
2.5. Radio, Televisi,
Rekaman, Telepon
Kehidupan modern menuntut kegiatan
menyimak yang lebih meningkat. Pada masa
kini kebanyakan rumah tangga memiliki
satu atau lebih jenis-jenis perlengkapan radio, televisi, rekaman dan telepon.
Segala jenis menyimak yang telah kita
kemukakan pada pembahasan sebelumnya dituntut dalam berbagai ragam situasi menyimak oleh
perlengkapan diatas, antara lain:
a. Menyimak sekunder, apabila musik dipasang pelan-pelan sebagai latar
belakang
b. Menyimak social atau menyimak konversasional, kalau kita
dipanggil berbicara pada telepon
c. Menyimak apresiasif, bila drama yang
baik atau musik yang merdu dipagelarkan atau di pentaskan
d. Menyimak eksplorasif atau menyimak
interogatif, kalau kepada kita diberikan
resep-resep atau informasi mengenai
cuaca.
e. Menyimak konsentratif dan menyimak
kritis, apabila masalah-masalah penting
didiskusikan oleh para politikus dan
para pakar dalam berbagai bidang
ilmu pengetahuan
2.6. Aneka Alasan Menyimak
Memang ada berbagai alasan orang menyimak itu. Di bawah
ini kita kemukakan beberapa di antaranya, kita pilih alasan-alasan yang menurut
pendapat kami termasuk penting.
a. Karena ingin mempelajari sesuatu dari bahan simakan.
b. Karena ingin memikat
hati orang lain.
c. Karena ingin
menjadi orang yang sopan santun.
d. Karena ingin mencari keuntungan uang.
e. Karena ingin
memperoleh manfaat dari bahan simakan.
f. Karena ingin menghilangkan rasa bosan.
g. Karena ingin memperbandingkan beberapa pendapat.
h. Karena ingin memperluas
pandangan dan pengertian.
i. Karena ingin memenuhi rasa ingin tahu.
j. Karena ingin
tahu orang lain.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1.
45% dari
waktu berkomunikasi dengan keterampilan berbahasa adalah dipergunakan untuk
kegiatan menyimak.
2.
Orang yang
termasuk penyimak jelek adalah mereka yang:
a. Terlalu banyak mencatat secara
terperinci,
b. Tidak sanggup mengatasi gangguan,
c. Berpura-pura menarik perhatian,
d. Kurang menaruh perhatian pada materi
yang dibicarakan3
3.
Hal-hal
yang menuntut seseorang untuk menyimak secara atentif atau dengan penuh
keseriusan ada banyak, di antaranya adalah sebagai berikut:
a.
Petunjuk,
keterangan, pengumuman
b.
Percakapan
dan diskusi
c.
Laporan
d.
Radio,
televise, rekaman dan telepon
4.
Berikut
ini adalah beberapa alasan seseorang yang menyebabkan seseorang melakukan
kegiatan menyimak.
a.
Ingin
mempelajari sesuatu,
b.
Ingin
memikat hati orang lain,
c.
Ingin
menjadi orang yang sopan santun,
d.
Ingin
mencari uang,
e.
Ingin
memperoleh keuntungan,
f.
Ingin
menghilangkan rasa bosan,
g.
Ingin
mengadakan komparasi,
h.
Ingin
memperluas wawasan atau pandangan,
i.
Ingin
memenuhi rasa ingin tahu,
j.
Ingin
disenangi orang lain.
5.
Menyimak
adalah kegiatan yang sangat penting, baik dalam kehidupan ataupun dalam
kurukulum sekolah.
3.2. Saran
Indikator
ketercapaian kegiatan menyimak sungguh hal yang bagus, baik dalam tata
kurikulum ataupun pada kegiatan sehari-hari. Namun kurang mendapat perhatian
khusus. Salah satu dari anggota dari kelompok kami berpendapat, “menyimak bukan
hal asing namun pelaksanaannya sering diasingkan karena jarang sekali seseorang
mangkaji secara optimal tentang menyimak, padahal kita tau fungsi menyimak
sangat banyak dan dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan sebuah event”. Inilah
yang seharusnya kita telaah, sudah sepantasnya kita lebih mengunggulkan
penerapan teori menyimak.
DAFTAR
PUSTAKA
3.1. Dawson, Mildred A. [et all]. 1963. Guiding Language Leaning. New York; Haurcourt, Brace & world,
Inc.
3.2. Hunt, Gary T. 1981. Public
Speaking. Englewood Cliffs: Prentice Hall, Inc.
3.4. Tarigan, henry Guntur. 1986. Menyimak sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Penerbit
Angkasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar