Rabu, 02 Januari 2013

aneka situasi pelibat kegiatan menyimak


KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karna rahmat dan hidayahNya, penyusunan makalah ini bisa diselesaikan. Untaian sholawat dan salampun tidak lupa dituturkan tertuju kepada junjungan kita, Baginda Nabi Muhammad SAW.
Sebelum penyusunan karya ini, penulis ingin menyampaikan 4 hal, yaitu:
1.      Permohonan terimakasih kepada seluruh pihak yang terkait dalam penyusunan karya ini, diantaranya : teman, pembimbing dan lain-lain. Tanpa partisipasi dari mereka, maka penyusunan karya ini tidaklah mungkin bisa disajikan secara optimal.
2.       Permohonan maaf jika terdapat kesalahan yang kurang berkenan di hati pembaca, karena hal itu semata hanya karena kebodohan penulis yang masih dalam taraf pembelajaran.
3.      Permohonan kritik yang konstruktif, karena penulis yakin, dalam penyajian makalah ini, masih jauh dari kesempurnaan.
4.      Penulis berharap, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Semoga Allah Yang Maha Kuasa senantiasa meridoi setiap perjuangan kita.
                                                                                                                             
                                                                                                            Penulis

                                                                                                            Kelompok 4






DAFTAR ISI
                                                                                                                           Halaman
LEMBAR PENGESAHAN …………………………………………………..    i
KATA PENGANTAR ………………………………………………………..     ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….    iii
BAB I      PENDAHULUAN …………………………………………………    1
                          1.1.       Latar Belakang Masalah   …………………..…………     1
                         1.2.       Rumusan Masalah      ……………………….…………     2
                         1.3.       Tujuan …………………………………….……………    2
BAB II    PEMBAHASAN …………………………………………………..     3
                          2.1.       Menyimak dalam kehidupan dan kurikulum  …………     3
                          2.2.       Petunjuk, keterangan, pengumuman      ………………     5
                          2.3.       Percakapan dan diskusi  ………………………………     6
                           2.4.       Laporan   ……………………………………………..     7
                          2.5.       Radio, televise, rekaman dan telepon …………………     8
                          2.6.       Aneka alasan menyimak ………………………………     9
BAB III   PENUTUP …………………………………………………………     10
                          3.1.   Kesimpulan  ……………………………………………     10
                          3.2.   Saran ……………………………………………………     11
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………...     12




BAB I
PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang Masalah
Kegiatan membaca dan menyimak adalah dua kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan manusia khususnya dalam kehidupan manusia berpendidikan. Dalam kenyataannya, manusia dituntut untuk bisa memahami segala sesuatu yang berkaitan dengannya secara reseptif dan atentif supaya dia dapat bertindak dengan proporsional sesuai dengan situasi dan kondisi. Inilah indikasi ketercapaian dari membaca dan menyimak.
Hasil kajian pustaka, kami menyimpulkan bahwa antara menyimak dan membaca adalah dua hal yang saling berhubungan. Seperti pada bidang pendidikan, keterampilan menyimak merupakan egati yang penting bagi keberhasilan seseorang dalam belajar membaca secara efektif.
Namun sesuai dengan mata kuliah kami, maka kajian kali ini akan difokuskan pada keterampilan menyimak, bukan pada keterampilan membaca.
Semakin lama, perhatian pada pengajaran menyimak sebagai salah satu sarana penting dalam penerimaan komunikasi semakin berkembang. Hal ini dapat dilihat pada sejumlah egativee bahwa kepentingan dan kegunaan kegiatan menyimak sungguh diperlukan dalam sagala aspek.
Pendidikan adalah salah satu aspek tersebut. egative hal egative yang kian tidak diinginkan, jika peserta didik tidak mampu menguasai keterampilan menyimak. Peluang ketercapaian kompetensi dasar pun akan semakin sulit, dan akhirnya peserta didik akan akan mengalami regresi prestasi. Menyikapi tuntutan tersebut, peserta didik diharapkan mampu menyerap informasi dari berbagai aktifitas-aktifitas yang melibatkan kagiatan menyimak.


       1.2.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikumukakan diatas, maka masalah yang akan kami bahas adalah kedudukan menyimak dalam kurikulum sekolah dan beberapa situasi atau aktifitas yang ikut melibatkan kegiatan menyimak, baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah.
Adapun situasi atau aktifitas yang ikut melibatkan kegiatan menyimak tersebut adalah:
       1.        Petunjuk, keterangan, pengumuman;
       2.        Percakapan dan diskusi;
       3.        Laporan;
       4.        Radio, televise, rekaman dan telepon;
       5.        Aneka alasan menyimak.
1.3.  Tujuan
Makalah ini disusun berdasarkan sumber-sumber yang jelas dan akurat, selain untuk memenuhi nilai tugas dari Ibu Hatari Mayrita, M.Pd., selaku Dosen Mata Kuliah “Menyimak sebagai suatu Keterampilan Berbahasa” juga dengan tujuan untuk menanamkan pengetahuan tentang keterampilan menyimak dan beberapa aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari baik di dalam sekolah ataupun di luar sekolah lewat media tekstual sebagai bentuk upaya untuk meningkatkan efektifitas dan responsibilitas, khususnya pada peserta didik dan manusia pada umumnya.








BAB II
PEMBAHASAN
ANEKA SITUASI PELIBAT MENYIMAK

       2.1.  Menyimak dalam Kehidupan dan Kurikulum
Diakui atau tidak, kegiatan menyimak adalah suatu kegiatan yang sangat penting dalam segala aspek, baik itu dalam kurikulum sekolah atau bahkan pada kehidupan sehari-hari.
Kalau dalam tata kurikulum sekolah, hal ini cukup jelas bahwa menyimak adalah kebutuhan primer yang tidak bisa dinegoisasi. Misalnya peserta didik yang dituntut untuk bisa memecahkan masalah setelah penyampaian materi dari gurunya. Untuk itu, siswa membutuhkan pemahaman yaitu dengan kegiatan menyimak atau membaca.
Sedangkan dalam kehidupan sehari-hari, menyimak juga merupakan hal penting. Modernisasi menuntut seseorang untuk senantiasa sigap atau akselerasi dalam bertindak atas informasi yang diterimanya supaya mereka bisa bertahan hidup di tengah jaman yang semakin membabi buta ini. Tentu dalam menerima informasi tersebut seseorang membutuhkan pemahaman yaitu dengan menyimak atau membaca.
Penelitian mengenai menyimak dalam kehidupan atau dalam kurikulum sekolah dapat dikatakan masih sangat langka. Baru pada tahun 1929, Paul T. Rankin dari Detroit Public Shcools, menyelesaikan sebuah survey mengenai penggunaan waktu dalam keempat keterampilan berbahasa. Beliau menelaah komunikasi-komunikasi pribadi 68 orang dari berbagai pekerjaan dan jabatan  untuk menentukan presentasi waktu yang mereka pergunakan untuk berbicara, membaca, menulis dan menyimak. Selama kira-kira dua bulan ke-68 orang tersebut diawasi dan diteliti dalam bidang kegiatan-kegiatan tadi setiap 15 menit dari hari-hari jaga, hari-hari bangun mereka.
Menulis           9 %
Membaca         16%
Berbicara         30%
Menyimak       45%
Dalam kenyataan praktek, survey menyatakan bahwa pada umumnya kita menggunakan waktu untuk menyimak hampir tiga kali sebanyak waktu untuk membaca (sarat penting lannya untuk menerima informasi), tetapi anehnya sedikit sekali perhatian diberikan untuk melatih orang menyimak. Pada sekolah-sekolah di Detroit, Rankin menemukan bahwa dalam penekanan pengajaran di kelas:
Membaca        memperoleh 52%, sedangkan
Menyimak        hanya 8% (Salisbury, 1955 :229).
Bersama rekannya yaitu Prof. Roberto Carlsen dari University of Colorado – Prof. Brown pada tahun 1951 menyelesaikan suatu tes tentang pemahaman menyimak yang akan dipergunakan di seluruh Amerika Serikat. Pada musim gugur tahun itu semua mahasiswa baru yang memasuki University of Minnesota akan mengikuti tes itu untuk menentuka kebutuhan apa yang diperlukan dalam pengajaran keterampilan menyimak. Sebelum merencanakan tes keterampilan menyimak itu, Prof. Brown harus terlebih dahulu mengetahui kesalahan-kesalahan yang yang dibuat oleh penyimak jelak (poor listeners). Beliau memberikan serangkaian kuliah percobaan kepada para mahasiswa dan kemudian membuat ujian tulis untuk memeriksa tingkat atau taraf pemahaman mereka. Maka ditemuilah bahwa yang tergolong penyimak jelek (poor listeners) adalah:
a.    Mereka yang terlalu banyak mencatat secara terperinci.
b.    Mereka yang tidak sanggup mengatasi gangguan-gangguan (noise).
c.    Mereka yang berjiwa argumentatif.
4
d.   Mereka yang berpura-pura menarik perhatian.
e.    Mereka yang kurang menaruh perhatian pada materi yang dibicarakan sang Dosen itu.
2.2.  Petunjuk, Keterangan dan Pengumuman
Dari keterangan diatas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan menyimak memang sangat penting, namun kurang adanya penekanan dalam mempelajarinya dan selanjutnya melatihnya secara intensif (Paul T. Rankin). Padahal kita tau manfaat yang dapat diperoleh siswa jika mereka menguasai atau setidaknya terbiasa melakukan kegiatan memahami melalui menyimak.
Beberapa contoh hal yang seharusnya dipahami dengan menyimak adalah petunjuk, keterangan dan pengumuman”. Contoh kasusnya adalah sebagai berikut:
a.         Setelah diperiksa, seorang pasien menyimak dengan seksama petunjuk dari dokter.
b.        Dengan antusias, para mahasiswa Progam Study Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2010 menyimak keterangan dari Bapak Drs. I Wayan Letreng, M.Pd. tentang Mata kuliah “Menyimak”.
c.         Ujian Nasional telah usai, kini tiba saatnya para siswa yang didampingi orang tuanya menyimak pengumuman kelulusannya.
Dari sini disimpulkan bahwa untuk mengahadapi tantangan pemahaman yang semakin meningkat, ketrampilan menyimak pun seharusnya juga meningkat sejalan dengan bertambahnya kedewasaan.
Salah seorang anggota kelompok kami member pendapat bahwa “menyimak bukanlah ilmu yang harus dipelajari secara teoritis, namun lebih cenderung kepada keterampilan yang harus dilatih secara berkesinambungan dan tidak akan bisa dikuasai sak gledakan (seketika)”. Mengamati hal ini,

kegiatan menyimak akan berhasil dikuasai jika guru terus menerus membantu mereka dalam memperoleh ketrampilan-ketrampilan tersebut, seperti memperhatikan urutan ide-ide beserta hubungannya antara satu dengan yang lainnya, pernyataan-pernyataan yang bertentangan atau tidak menunjang dan prasangka-prasangka.
Kaitannya dengan menyimak pengumuman, untuk anak yang jenjangnya semakin tinggi seharusnya memikul dan menerima tanggung jawab yang lebih berat pula, yakni untuk membuat keterangan-keterangan identik yang jelas dan eksplisit dalam memberikan petunjuk kepada teman-teman sekelasnya. Di samping itu juga, mereka hendaknya belajar bagaimana caranya menimbulkan perhatian yang baik dan komprehensif di pihak penyimak atau teman-temannya (Dawson [et all], 1963 : 155).
Demikianlah telah kita perbincangkan tiga jenis situasi atau aktivitas yang melibatkan keterampilan menyimak secara atentif. Berhasil atau tidaknya, dipahami atau tidaknya petunjuk, keterangan atau pengumuman yang disampaikan, sangat bergantung pada taraf penyimakan para penyimak, bergantung pada perhatian yang mereka berikan: penuh perhatian atau hanya sekilas saja, atentif atau sekedar reseptif saja, tentu saja tidak bisa diabaikan kesederhanaan, ketepatan, kepadatan, kemudahan serta keterpahaman bahan yang disajikan secara lisan itu.
2.3.  Percakapan dan Diskusi
Percakapan atau konversasi merupakan aktifitas yang paling umum di antara tipe-tipe  komunikasi lisan dan oleh karena itu jelas menuntut banyak kegiatan menyimak. Akan tetapi, oleh karena biasanya kelompok- kelompok konversasi ini kecil dan minat-minat pun langsung bersifat  pribadi atau perseorangan, maka kegiatan menyimak timbul dengan mudah, tanpa paksaan. Namun demikian,


sekolah perlu mengadakan serta mempersiapkan bimbingan, sebab jangan kita lupakan bahwa kebanyakan anak-anak memperlukan bantuan dalam menanti giliran mereka dan memperlihatkan kesopan santunan  sebaik mereka menyimak serta menanggapi ucapan-ucapan rekan-rekan mereka.  Dalam berbicara, mereka perlu diajar untuk membantu para penyimak mereka sendiri  dengan cara memilih suatu topic pembicaraan yang menarik bagi para rekan mereka, merasa bertanggung jawab  penuh untuk turut mengambil bagian dan menarik serta ke dalamnya seorang pendatang baru atau anak yang sangat pemalu, menghindari dari atau mengubah suatu subyek terlalu bersifat pribadi ataupun yang dapat memalukan seorang anggota kelompok itu.
2.4.  Laporan
Bagi anak-anak yang menduduki kelas-kelas yang lebih tinggi, laporan merupakan suatu tugas dan tanggung jawab penting. Bahkan anak taman kanak-kanak pun dapat melaporkab pengalaman-pengalaman pertamanya, seperti tamasya di hari Minggu ataupun mengenai anak kucingnya yang baru lahir, kedatangan pamannya dari dari kampong membawa anyak buah-buahan. Selama penyajian suatu laporan, para penyimak haruslah mengikuti rencana organisasi sang pembicara, pilihan serta urutan ide-idenya, harus berusaha menyaring informasi yang melengkapi informasi yang telah ada dalam fikiran dan harus dapat mengevaluasi keotentikan atau kebenaran hal-hal yang dikatakan oleh sang pelopor. Laporan-laporan memang diperlukan bila kelompok-kelompok kecil ikut serta bekerja dalam  panitia yang ada hubungannya dengan suatu kegiatan kelas; bila seorang individu mengamati atau membaca  untuk mempelajari jawaban bagi suatu pertanyaan yang timbul dalam suatu kegiatan belajar, atau bila dia mengadakan suatu percobaan.

Dari masa  taman kanak-kanak sampai kelas-kelas yang lebih tinggi, banyak sekali kesempatan timbul bila seorang anak menyimak cerita, baik cerita yang dituturkan  kepadanya ataupun yang dibacanya dengan suara yang nyaring.
Sang guru atau teman-teman sekelas dapat membacakannya dari buku-buku, mereka dapat menceritakan kisah-kisah, ataupun menceritakan serta menghubungkan dongeng-dongeng berdasarkan  pengaaman pribadi. Mereka pun dapat pula bersama-sama menulis kreatif, memberi response dengan  sepenuh hati, mengikuti pengembangan alur atau isi cerita, membayangkan atau mengimajinasikan gerak lakon yang disorot, yang dipotret dan menafsirkan  perasaan-perasaan serta motifasi-motivasi para tokoh cerita (Dawson [et all], 1963 : 157-7).

2.5.  Radio, Televisi,  Rekaman, Telepon
Kehidupan modern menuntut kegiatan menyimak yang  lebih meningkat. Pada masa kini kebanyakan rumah  tangga memiliki satu atau lebih jenis-jenis perlengkapan radio, televisi, rekaman dan telepon. Segala jenis menyimak yang telah kita  kemukakan pada pembahasan sebelumnya dituntut dalam  berbagai ragam situasi menyimak  oleh  perlengkapan diatas, antara lain:
a.    Menyimak sekunder, apabila  musik dipasang  pelan-pelan sebagai  latar  belakang
b.    Menyimak social  atau menyimak konversasional, kalau  kita  dipanggil berbicara pada telepon
c.    Menyimak apresiasif, bila drama yang baik atau musik yang merdu dipagelarkan atau di pentaskan
d.   Menyimak eksplorasif atau menyimak interogatif,  kalau kepada kita diberikan resep-resep atau  informasi mengenai cuaca.
e.    Menyimak konsentratif dan menyimak kritis,  apabila masalah-masalah penting didiskusikan oleh  para politikus dan para pakar dalam berbagai bidang  ilmu  pengetahuan
2.6.  Aneka Alasan Menyimak
Memang ada  berbagai alasan orang menyimak itu. Di bawah ini kita kemukakan beberapa di antaranya, kita pilih alasan-alasan yang menurut pendapat kami termasuk penting.
a.    Karena ingin mempelajari sesuatu dari bahan simakan.
b.    Karena  ingin memikat hati  orang lain. 
c.    Karena  ingin menjadi  orang yang sopan santun.
d.   Karena ingin mencari keuntungan uang.
e.    Karena  ingin memperoleh manfaat dari bahan simakan.
f.     Karena ingin menghilangkan rasa bosan.
g.    Karena ingin memperbandingkan beberapa pendapat.
h.    Karena ingin memperluas  pandangan dan pengertian.
i.      Karena ingin memenuhi rasa ingin tahu.
j.      Karena  ingin tahu  orang  lain.








BAB III
PENUTUP
3.1.  Kesimpulan
1.    45% dari waktu berkomunikasi dengan keterampilan berbahasa adalah dipergunakan untuk kegiatan menyimak.
2.    Orang yang termasuk penyimak jelek adalah mereka yang:
                 a.    Terlalu banyak mencatat secara terperinci,
                 b.    Tidak sanggup mengatasi gangguan,
                 c.    Berpura-pura menarik perhatian,
                 d.   Kurang menaruh perhatian pada materi yang dibicarakan3
3.    Hal-hal yang menuntut seseorang untuk menyimak secara atentif atau dengan penuh keseriusan ada banyak, di antaranya adalah sebagai berikut:
a.    Petunjuk, keterangan, pengumuman         
b.    Percakapan dan diskusi     
c.    Laporan     
d.   Radio, televise, rekaman dan telepon
4.    Berikut ini adalah beberapa alasan seseorang yang menyebabkan seseorang melakukan kegiatan menyimak.
a.    Ingin mempelajari sesuatu,
b.    Ingin memikat hati orang lain,
c.    Ingin menjadi orang yang sopan santun,
d.   Ingin mencari uang,
e.    Ingin memperoleh keuntungan,
f.     Ingin menghilangkan rasa bosan,
g.    Ingin mengadakan komparasi,
h.    Ingin memperluas wawasan atau pandangan,
i.      Ingin memenuhi rasa ingin tahu,
j.      Ingin disenangi orang lain.
5.    Menyimak adalah kegiatan yang sangat penting, baik dalam kehidupan ataupun dalam kurukulum sekolah.

3.2.  Saran
Indikator ketercapaian kegiatan menyimak sungguh hal yang bagus, baik dalam tata kurikulum ataupun pada kegiatan sehari-hari. Namun kurang mendapat perhatian khusus. Salah satu dari anggota dari kelompok kami berpendapat, “menyimak bukan hal asing namun pelaksanaannya sering diasingkan karena jarang sekali seseorang mangkaji secara optimal tentang menyimak, padahal kita tau fungsi menyimak sangat banyak dan dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan sebuah event”. Inilah yang seharusnya kita telaah, sudah sepantasnya kita lebih mengunggulkan penerapan teori menyimak.


 


DAFTAR PUSTAKA
3.1.  Dawson, Mildred A. [et all]. 1963. Guiding Language Leaning. New York; Haurcourt, Brace & world, Inc.
3.2.  Hunt, Gary T. 1981. Public Speaking. Englewood Cliffs: Prentice Hall, Inc.
3.4.  Tarigan, henry Guntur. 1986. Menyimak sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Penerbit Angkasa.



















Tidak ada komentar:

Posting Komentar